بسم الله الر حمن الر حيم

" Ilmu itu, kehidupan hati dari kebutaan, sinar penglihatan dari kezhaliman dan tenaga badan dari kelemahan, Sebagai pembeda antara manusia dan hewan. Maka manusia adalah manusia, dimana ia menjadi mulia karena ilmu. Dan bukanlah dari kekuatannya sendiri. (Imam Ghazali) "

Thursday, August 26, 2010

Reciprocal Teaching

Reciprocal Teaching
February 4, 2009 by Farida Nurhasanah
         Sesuai dengan pesanan Pradip, kemenakan Mbah Janti yang kebetulan sedang meyusun skripsi tentang ini, maka dalam tulisan kali ini saya akan sedikit mengulas tentang hal ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan reciprocal teaching? Ada yang secara eksplisit mengalih bahasakan “reciprocal teaching” sebagai “pembelajaran terbalik” saya sendiri kok kurang sefaham ya, karena setelah dikaji sepertinya maknanya bukan pembelajaran terbalik melainkan terdapatnya timbal-balik dalam interaksi pembelajaran yang berlangsung. Usut punya usut pembelajaran resiprokal ini (Saya lebih senang menggunakan istilah ini, yang saya buat-buat sendiri.red) awalnya dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar dalam membaca teks.

        Pendekatan pembelajaran ini dimunculkan oleh Palinscar tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang mengalami kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut. Nah, inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan metode pembelajaran resiprokal . Sedangkan pengajaran reciprocal bertujuan untuk memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat mencegah terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca.
        Menurut Palinscar dan Brown (1984) setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi, membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut
        Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; "Apa maksud dari Kalimat Tersebut"?
        Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar dari pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berpikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat membantu proses kalrifikasi dan revisi dalam berpikir pada saat belajar. Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, dalam pelaksanaan awalnya guru menjadi leader atau contoh dalam mempraktekan keempat startegi yang diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta untuk melakukannya bersama teman-teman dalam suatu kelompok yang tidak kurang dari 4 orang dan tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam pelaksanaannya model ini tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Selain itu, yang perlu ditekankan adalah pendekatan dialogis dalam pembelajaran baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang memiliki kecenderungan diam, guru harus melakukan teknik scaffolding untuk membangkitkan keaktifan siswa

No comments: